Masyarakat Banggai Laut berharap kunjungan Jokowi ke Sulawesi Tengah bisa mengunjungi Bekas Kerajaaan Banggai.


Banggai – cyber-nasional.com Berbagai kerajaan yang di miliki oleh Nusantara pada jamannya dan masih banyak sisa kejayaan kerajaan yang masih bisa kita saksikan, Seperti halnya kerajaan Banggai yang terletak di Kabupaten Banggai Laut Sulawesi Tengah. Senin 25 Maret 2024.
Di sampaikan oleh Ahmadi 52 tahun seorang sejarawan kota banggai bahwa ”asal muasal kabupaten banggai bersaudara terbagi yaitu kabupaten Banggai ibu kotanya Luwuk sedangkan Kabupaten Banggai Kepulauan ibukotanya Salakan sementara kabupaten Banggai Laut ibu kotanya Banggai,kemudian ketika pemekaran Sulawesi Tengah negara memberikan yang bekas kerajaan banggai dijadikan satu kabupaten ujarnya.
Kemudian kabupaten banggai pertama yang dihadiahi negara yang beribu kota Poso, namun masyarakat berjuang mengatasnamakan masyarakat kerajaan banggai, maka negara memekarkan kabupaten banggai dengan ibu kotanya luwuk, lalu masyarakat banggai berjuang lagi ingin memekarkan satu kabupaten banggai kepulauan yang ibu kotanya banggai, nuwun setelah lima tahun kabupaten banggai kepulauan yang ibu kotanya banggai dipindahkan ke Salakan. imbuhnya.
Selanjutnya dalam proses perpindahan ibu kota banggai itu sampai memakan korban karna masyarakat ingin mempertahankan ibu kota banggai, namun masyarakat gagal mempertahankan ibu kota banggai saat itu, seiring berjalannya waktu masyarakat dan tokoh tokoh banggai memperjuangkan kota banggai menjadi kabupaten, maka terlahir lah kabupaten saat ini yaitu Kabupaten Banggai Laut yang beribu kotakan Banggai sampai sekarang. Terang Ahmadi.

Banggai Laut atau ibu kota kerajaan banggai pada zaman dulu dan sisa kerajaan banggai masih bisa kita lihat dari peninggalan para raja banggai terdahulu, dan raja pertama kerajaan banggai adalah raja MAULANA PRINS MANDAPAR (mbumbu doi godong) 1600 – 1630, MOLEN ( mbumbu doi kinto) 1630 – 1648, PAUDAGAR ( bmubmu doi benteng) 1648-1680, MULANG/JDANGKAL ( mbumbu doi balntak) 1680-1705, KELKEBULANG (mbumbu doimendono) 1705-1741, ABU KASIM ( mbumbu doi bacan)1741-1749, ABDUL GANI (mbumbu doi kota) 1749-1768, SIFUR MOLUSCO( mbumbu doi) 1768-1773, NASARUDDIN/MANDARIA (mbumbu dinadaat) 1773-1784, ATONDENG ( mbumbu doi galela) 1796 – 1821, TADJA( mbumbu doi sau) 1821-1827, LAUTA( mbumbu tinebak) 1827-1837, AGAMA (mbumbu doi bugis) 1837-1847, TATU TANGA(mbumbu doi jere) 1852-1858, TOMUNDO SOAK 1858-1870, TOMUNDO NURDIN (kaicil nang) 1870-1880, TOMUNDO ABDUL AZIS(kaicil tatul) 1882-1906, TOMUNDO ABDUL RAHMAN 1906-1922, TOMUNDO AWALUDIN 1924-1940, TOMUNDO NURDIN DAUD 1940-1952, TOMUNDO ISKANDAR ZAMAN 2008 – 2010, TOMUNDO MOH,CHAIR AMIR (pendiri Lembaga adat banggai) 1986-2008. Jelasnya
Ahmadi berharap dan mewakili masyarakat banggai “Presiden Republik Indonesia Jokowi bisa meresmikan bandar udara yang bernama FRINCE MANDAPAR yang di ambil dari nama raja pertama kerajaan banggai, karena kami mendengar bahwasannya presiden Jokowi akan berkunjung kota banggai dalam waktu dekat ini walaupun jadwalnya banggai laut tidak masuk dalam daftar kunjungan kerja, namun kami berharap presiden datang ke banggai laut,Tutupnya.
Editor CN : Jn
Publisher : Red
Reporter CN : Faisal Taib-Tim