Puluhan Habaib, Ulama dan Ribuan Warga Hadiri Haul Ke-2 Mbah KH. M. Ridwan Sururi di Kedungbanteng
BANYUMAS, cyber-nasional.com – Suasana Masjid An-Nur, Komplek Pondok Pesantren An-Nur dan kediaman almaghfurlah KH. Muhammad Ridwan Sururi di Kedunglemah Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu malam (21/05/2023), tampak khidmat, puluhan Habaib, puluhan Ulama, ribuan warga, santri dan alumni, antusias menghadiri Tahlil, doa dan pengajian peringatan Dzikrul Haul Kedua atau dua tahun wafatnya Pendiri PPAn-Nur, juga Qori terbaik Banyumas ditahun 1970 an, dan lebih terkenal atau yang sangat akrab dengan panggilan “Kiai Iket”.
Hadir dalam tahlil umum tersebut putra-putri, cucu, keluarga besar Almarhum Si Mbah KH. Muhammad Ridwan Sururi, Puluhan Habaib dan Ulama, Forkopimcam, Kepala Desa, MWC NU, PR NU, Banom NU, Lembaga NU, Santri dan Alumni PP An-Nur, RT, RW dan warga masyarakat disekitar Lokasi PP. An-Nur
Salah satu putra almaghfurlah KH. Muhammad Ridwan Sururi, K.H. Atiq. Nurur Robbani (Gus Atiq/Nunung), saat ditemui awak media dilokasi, menyampaikan selamat datang kepada semua yang hadir, terima kasih kepada semua pihak, untuk doa-doanya, dan terima kasih sumbang sihnya, terima kasih turut mensukseskan acara ini, mohon maaf untuk semua kekurangan, kesalahan, kekilafan kami dalam menyelenggarakan acara ini, katanya
“Maturnuwun, teriring doa semoga Allah SWT membalas panjenengan semua dengan kebaikan, terima kasih banyak,” ungkap doa Gus Nunung.
Habib Muhammad Al Habsyi dalam sambutanya, mengatakan, almaghfurlah KH. Muhammad Ridwan Sururi, merupakan sosok ulama kharismatik pengasuh pondok pesantren An-Nur, ulama alim, hafidz, dan tokoh agama yang handal. Beliau tipikal orang yang tertib dan taat pada aturan agama. Keteladanan beliau sangat kami rasakan dan panutan kami semua,” katanya.
“Tauziahnya Habib Muhammad Al Habsyi, diantaranya, bahwa anak itu harus mengutamakan adab, akhlaq mulia, selalu hormat, patuh pada orangtua, dan juga santri sepintar apapun, sehebat apapun harus mendapatkan Ridlo seorang guru, maka ilmunya akan bermanfaat dan berkah, begitu sebaliknya, walopun santri berusaha mengumpulkan seribu waliyulloh dan diminta mendo’akannya, tetap saja tidak bisa jika Ridlo Guru tidak didapatkan,” ungkapnya.
Tampak dilokasi hadirin memenuhi semua lokasi telah disediakan panitia, bahkan hingga meluber ke luar halaman PP. An-Nur, selain Ribuan Santri, Alumni, Warga Masyarakat yang duduk diteras dan halaman masjid, dan juga Para Habaib, para kiai, ulama alim, duduk di dalam masjid, antara lain Habib. Abdulloh bin Yahya, Habib. Asad Assegaf, Habib Muhammad Al Habsyi, Habib Ridlo Assegaf, Habib Haidar Alwi Assegaf, Habib Nurul ‘Ain Al Qadri, Habib Husain bin Yahya, Kiai Ahmad Fatoni, Kiai Roghibul Imdlo’i, KH. Imam Syathori, KH. Ahmad Izzudin, KH. Adib Murtadlo dan KH. Khoiruddin (Qori) dari Pemalang.
Kontributor: (Djarmanto-YF2DOI)