Renungan Di HUT ORARI Ke-55, Jihadnya Relawan Isroudin Sebagai Teman Belajar Murid MTs Pakis Gratis di Pinggir Hutan
BANYUMAS, cyber-nasional.com – Salah satu renungan dari wilayah kabupaten Banyumas di 55 Th ORARI bertekad bersatu, berkarya, berprestasi mendunia, sejak tahun 2010 hingga tahun 2023 telah dan terus istiqamah dilakukan oleh seorang anggota ORARI Lokal Kab Banyumas atas nama Isroudin dengan nama panggilan pribadi (npp/callsign) YD2DDQ.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pakis didirikan tanggal 25 Juli 2013, terletak di bawah Hutan Pinus, di pinggir Telaga Kumpedi Dusun Pesawahan Desa Gununglurah Kec Cilongok Kab Banyumas, Jawa Tengah, didirikan oleh peserta didik dan relawan Sekolah di bawah pimpinan Isrodin, sebagai Kepala MTs Pakis, juga sebagai anggota ORARI Lokal Kab Banyumas, sehingga anak-anak bisa belajar/sekolah gratis.
MTs Pakis diasuh para relawan guru, juga sebagai sahabat dan teman belajar peserta didik, sepenuh hati dalam mendidik, menemani, mendampingi dan mengawal kegiatan belajar teori dan praktek peserta didik kelas VII sebanyak 9 anak, kelas VIII sebanyak 8 anak dan kelas IX sebanyak 7 anak total 22 anak peserta didik, kata Isrodin, saat diwawancarai secara khusus oleh awak media melalui jaringan telpon, Sabtu malam (15/07/2023) Jam 23:30 WIB.
“Tidak ada istilah anak-anak yang tinggal disekitar lokasi MTs Pakis, tidak bisa sekolah atau putus sekolah karena ekonomi, orangtuanya tidak punya biaya, silahkan datang dan belajar di MTs Pakis gratis,” ungkap Isrodin dengan semangat.
Selanjutnya Isrodin menjelaskan bahwa tahun ajaran 2023-2024, MTs Pakis kembali menerima peserta didik baru, dan sebagai ikatan resmi pendaftaran/daftar ulang orang tua murid membayarnya dengan membawa hasil bumi seiklasnya, upaya MTs Pakis terus memberi kesempatan kepada anak-anak yang tinggal di pinggir hutan, sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu (miskin). jelasnya.
“MTs Pakis sampai hari ini tidak pernah memungut biaya pendaftaran, daftar ulang, iuran bangunan maupun SPP bulanan. Orang tua siswa hanya dibebani membawa hasil bumi saat mendaftar/daftar ulang, semampunya dan tidak diwajibkan, jika tidak mampu, tidak perlu membawa dan tetap diterima sebagai peerta didik,” ungkap jelas Isrodin.
Lebih lanjut Isrodin menceritakan, saat pendaftaran/daftar ulang calon peserta didik atas nama Radit dari Desa Sambirata bersama orang tuanya datang kesekolah dengan membawa singkong dan talas. dan ada juga calon peserta didik baru yang membawa ubi jalar, kelapa, pisang, kopi, beras, dan hasil bumi lainya dari ladang dengan hasil bumi tanaman darat, kata Isrodin
“MTs Pakis merupakan sekolah alam, terpencil berada di pinggir hutan lereng Gunung Slamet. Meski saat ini memiliki ruang belajar dengan bangunan permanen, jangan dibayangkan seperti madrasah/sekolah formal pada umumnya,” ungkapnya.
Selain diajarkan pelajaran seperti di sekolah formal, siswa tidak punya seragam sekolah. Mereka belajar secara mandiri sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Peserta didik tidak seharian didalam kelas, namun kegiatan akademik dan kegiatan pembelajaran alam, seperti bertani, perikanan, beternak dan belajar mengenal dan mengolah alam sekitar madrasah/sekolah, mengemas hasil olahan hasil bumi yang dibimbing dan temani para relawan sebagai sahabat dan teman belajar setiap hariny.
Editor: Ma
Publisher: Admin
Kontri: (Djarmanto-YF2DOI).