Tingkatkan Perekonomian Masyarakat, Bupati Lirik Intensifikasi Perkebunan Kelapa Sawit di Malang

Malang, cyber-nasional.com – Bupati Malang HM. Sanusi mulai melirik intensifikasi perkebunan kelapa sawit di wilayah Kabupaten Malang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang itu mengatakan, inovasi dan terobosan yang maksimal dalam mengintensifikasi pengembangan kelapa sawit dapat menjadikan Kabupaten Malang produsen kelapa sawit.
“Khusus sawit, saya berharap nanti ada terobosan dan inovasi untuk Kabupaten Malang. Supaya Kabupaten Malang bisa menjadi awal untuk produsen sawit untuk Jawa,” ungkap Sanusi, Jumat (19/7).
Menurut Sanusi, dengan intensifikasi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Malang, nantinya hal itu juga dapat memberikan dampak peningkatan perekonomian masyarakat Kabupaten Malang.
Oleh karena itu, terkait intensifikasi mengenai perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Malang yang rencananya dilakukan Asosiasi Petani Kepala Sawit Indonesia (Apkasindo) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), pemkab akan selaku mendukung penuh.
“Kalau kita mendukung saja selama itu menguntungkan petani dan pekebun untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan perekonomian daerah. Pasti saya dukung,” ujar Sanusi.
Sebagai bentuk intensifikasi perkebunan sawit, Sanusi juga berharap ke depan terdapat pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Malang. Hal itu bertujuan agar hasil kelapa sawit di Kabupaten Malang dapat langsung dibeli dan diolah oleh pabrik.
“Tentunya (harus ada pabrik pengolahan kelapa sawit). Kalau ada pabriknya, baru nanti di petani bisa berkembang. Tapi kalau nggak ada pabrik, mau jual ke mana,” ucap Sanusi.
Terlebih lagi, di Kabupaten Malang sejak tahun 1999 sudah ada kegiatan penanaman kelapa sawit secara besar-besaran, tepatnya di wilayah selatan yang meliputi kawasan Kecamatan Tirtoyudo, Dampit, Ampelgading, Gedangan, Donomulyo, Sumbermanjing Wetan, Kalipare dan Pagak.
“Awal tahun 1999 itu sudah ada penanaman sawit besar-besaran di Malang Selatan. Hampir mencapai 800 hektare. Setelah berbuah, pabriknya awalnya bagus. Tapi terakhir pabriknya nggak bisa beli. Sehingga banyak yang dibabat dan diganti tanaman lainnya,” jelas Sanusi.
Meskipun memberikan respons positif terhadap rencana intensifikasi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Malang, ketika terdapat hal-hal yang dapat merusak lingkungan, Sanusi tidak memberikan izin.
“Ya nanti diteliti, supaya dampak lingkungannya biar benar-benar sip. Tapi kalau merusak lingkungan, ya pasti saya tidak izinkan,” tegas Sanusi.
Sanusi mengapresiasi langkah Apkasindo dan BPDPKS yang telah menggelar kegiatan workshop bertajuk “Penguatan Kelembagaan dan Kemitraan Pekebun Kelapa Sawit Provinsi Jawa Timur” yang melibatkan masyarakat serta pekebun kelapa sawit di Kabupaten Malang dan sekitarnya.
“Sehingga melalui workshop ini, ada alternatif bagi masyarakat untuk berbudidaya di bidang pertanian dan perkebunan yang dapat menguntungkan petani dan pekebun,” pungkas Sanusi.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Avicenna M. Saniputera, M.T., M.H, menyampaikan bahwa pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah menyiapkan sekira 200 hektar lahan tanaman kelapa sawit potensial.
“Jadi daerah Malang selatan itu memang sudah disiapkan untuk sawit kemudian dari 200 hektar itu, 100 hektar itu tanaman kondisi rusak, yang masih produksi 100 hektar,” jelasnya.
Menurutnya, potensi industri kelapa sawit sebagai bahan baku berbagai kebutuhan sehari-hari merupakan alternatif pilihan bagi petani.
“Oleh sebab itu ke depan ini sebenarnya potensi sebagai alternatif pilihan bagi petani tinggal sekarang bagaimana mitra kita PT Sawit Arum Madani yang di Blitar ini biar lebih meningkatkan kapasitasnya, di salah satu sisi petani juga harus bisa meningkatkan produksi,” ujar Avicenna.
Lebih lanjut, Avicenna menyebutkan, kebutuhan suplai PT Sawit Arum Madani 150 ton per hari, dan sampai sekarang baru sekira 5 persen yang bisa dipenuhi. Dengan demikian pihaknya akan mengambil peluang tersebut dengan menggerakkan para petani.
“Sehingga masih banyak peluang, untuk itu nanti kita akan gerakkan petani-petani nanti kita minta pendampingan daripada provinsi mitranya adalah PT Sawit Arum Madani yang ada di Blitar,” terangnya.
“Ini saya sampaikan kepada dinas provinsi ini enggak bisa diselesaikan di Malang saja, karena di Malang petani banyak pilihan dan sudah berkembang. Nah ini kan tetap harus dijaga juga. Jadi tolong ini didampingi urusan ini tidak bisa diselesaikan oleh Malang sendiri apalagi mitra kita ini berada di Blitar tentunya pemerintah kabupaten Blitar,” tukasnya.
Publisher : Redaksi
Pewarta : Sofie Delisia